Setelah wafatnya Rasulullah SAW, empat khalifah besar dikenal sebagai Khulafaur Rasyidin, memberikan teladan kepemimpinan dan kebijaksanaan bagi umat Islam. Salah satunya adalah Utsman bin Affan, yang dikenal dengan kedermawanannya yang luar biasa. Dalam bukunya, Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi memberikan gambaran mendalam tentang sosok Utsman bin Affan.
Mengenal Lebih Dekat Utsman bin Affan
Utsman bin Affan lahir dengan nama lengkap Utsman bin Affan bin Abu Al-Ash bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab, memiliki nasab yang bertemu dengan Rasulullah pada Abdi Manaf. Ibunya, Arwa binti Kuraiz, juga berasal dari keturunan yang sama. Pada masa awal, sahabat-sahabatnya sering memanggil Utsman sebagai Abu Amru. Namun setelah menikah dengan Ruqayah binti Rasulullah dan dikaruniai anak bernama Abdullah, ia dikenal sebagai Abu Abdullah.
Julukan Dzunnurain
Utsman bin Affan juga mendapat gelar Dzunnurain, yang berarti Pemilik Dua Cahaya. Gelar ini ia terima karena menikah dengan dua putri Nabi Muhammad SAW. Dalam syarah Shahih Al-Bukhari, Badruddin Al-Aini menjelaskan bahwa Utsman satu-satunya orang yang mendapatkan kehormatan tersebut, menjadikannya istimewa di antara para sahabat.
Menyumbang Harta untuk Perang Tabuk
Saat perang Tabuk, umat Islam menghadapi kekurangan dana sementara pasukan Romawi siap dengan segala perlengkapan mereka. Rasulullah SAW menyerukan umat Islam untuk memberikan sumbangan. Utsman bin Affan berdiri dan berkata, "Aku akan menyumbangkan 100 unta lengkap dengan perbekalannya." Rasulullah turun satu anak tangga dari mimbar dan terus mengajak umat untuk berdonasi. Utsman berdiri lagi, mengulangi janjinya hingga tiga kali, menawarkan 300 unta secara total.
Setelah itu, Utsman berlari ke rumahnya, mengambil 1000 dinar emas dan menyerahkannya kepada Rasulullah. Rasulullah berkata, "Semoga Allah mengampuni Utsman atas sedekahnya, baik yang terang-terangan maupun yang sembunyi-sembunyi."
Membeli Sumur untuk Umat Islam
Di Madinah, terdapat sumur Rumata milik seorang Yahudi yang hanya dapat diakses dengan harga tinggi. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang membeli sumur ini dan menjadikannya sebagai shadaqah, Allah akan memberinya minum di Hari Kiamat." Utsman bin Affan kemudian membeli sumur tersebut dengan harga tinggi, sekitar tiga puluh lima dirham, dan menjadikannya milik umum bagi umat Islam.
Sedekah di Masa Kekeringan
Pada masa kekeringan di Madinah, Utsman bin Affan datang dengan seribu unta yang membawa berbagai barang dagangan. Para pedagang berusaha menawar, namun Utsman menolak, bukan karena harga tidak sesuai, melainkan karena ia ingin menyedekahkan semua barang tersebut kepada kaum fakir dan miskin di Madinah. Ia berkata, "Aku bersaksi kepada Allah, aku sedekahkan semua ini bagi kaum muslimin yang membutuhkan."
Dari kedermawanan Utsman bin Affan, kita belajar bahwa berbuat baik tidak harus menunggu mampu dengan jumlah besar. Kita bisa memulainya dengan langkah kecil, seperti berdonasi. Melalui platform seperti berbuatbaik.id, kita dapat memastikan bahwa donasi kita 100% tersalurkan tanpa potongan. Mari tanamkan sikap dermawan dalam diri kita dan mulai berdonasi sekarang juga.
Kisah Utsman bin Affan adalah cerminan dari nilai-nilai luhur dalam Islam. Kedermawanannya tidak hanya membantu umat di masanya, tetapi juga memberikan inspirasi bagi generasi selanjutnya. Sebagai muslim, kita dapat meneladani sikap dermawan dan kepedulian sosial seperti yang dicontohkan oleh Utsman bin Affan, demi terciptanya masyarakat yang lebih baik dan sejahtera.
Posting Komentar untuk "Kedermawanan Utsman bin Affan: Inspirasi dari Khalifah Berjiwa Besar"